Sabtu, 26 Januari 2013
Gara - gara casting
Malam bertabur bintang menghiasi awan hitam dikala sepi termenung seorang lelaki menatap lemas cahaya-cahaya diangkasa yang bertabur gejoranya bintang, seorang lelaki paru baya itu bernama Bima Teguh Pribadi, kini kehidupannya berputar seratus delapan puluh derajat semenjak kepergiaan kedua orang tuanya sejak dia kelas lima SD, sejak itu kedua orang tuanya pisah dan sampai sekarang dia pun tidak tau bagaimana kabarnya.
Bima adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dia mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan yang tinggal bersamanya, mereka bertiga hidup bersama nenek dan bibinya, Bima seorang lelaki yang slow, gigih, rajin menabung dan sangat sabar dan memiliki tubuh yang tinggi serta kulit sawo matang. Semenjak ditinggal kedua orang tuanya sekitar tujuh tahun yang lalu, kini Bima menjadi sosok lelaki yang mandiri dan pantang menyerah demi membantu perekonomian keluarganya terutama biaya sekolah kedua adiknya. Bima rela banting tulang sepulangnya sekolah dia berkerja disalah satu warnet dekat rumah neneknya. Setiap pulang sekolah hingga larut malam dia menjaga warnet hingga warnet itu tutup.
Suatu hari Tama adik lelakinya ingin pergi kerumah temannya yang lumayan jauh, Tama ingin meminjam sepeda milik Bima yang kebetulan tidak dipakai Bima.
“Bang, boleh aku pinjam sepedanya bang?” pinta Tama kepada Bima
“mau kemana dek? Udah sore gini, kamu gak bantu abang beres-beres ini?” ujar Bima
“maaf ya bang kali ini aku gak bias bantu, aku ada kerja kelompok dirumah Rio bang, ini penting banget lo bang.” Sahut Tama lagi
“oh gitu iya deh tapi jangan sampai malam, kasian adikmu sendiri, abang sampai malam jaga disini” pesan abang kepada adiknya Tama.
Dengan bergegas Tama mengayuh sepedanya dengan sangat kencang, dan Bima pun kembali melayani pengunjung warnet yang semakin sore semakin ramai.
Tiba-tiba “mas mas! Kesini bentar mas!” teriak salah satu pengunjung dari komputer nomor 16.
“ada apa neng?” sahut Bima sambil menghampiri gadis itu
“ini kok flashdisc aku gak bisa masuk kesini?” dengan suaranya yang lembut gadis manis itu dengan sedikit jengkel.
“oh ini kebanyakkan virusnya neng, sini coba saya bersihin dulu” dengan seketika jantung Bima berdegup kencang ntah kenapa.
Akhirnya selesai dan semua beres “makasih banyak ya mas” ujar gadis itu yang keliatannya sedikit angkuh atau bisa dikatakan cuek.
Sepulangnya dari bekerja, Bima pun kembali kerumah dan membawa 4 bungkus nasi uduk untuk adik, nenek dan bibinya.
Tiba-tiba Tama keluar dari kamar dengan wajah yang sedih bercampur takut dan gelisah berkata “bang maafkan aku bang” dengan tersedu-sedu menahan tangis.
“kamu kenapa dek?” Tanya Bima dengan heran dan penasaran.
“sepeda abang bang, sepeda abang hilang.” Sahutnya dengan penuh rasa bersalah.
“Apa? Hilang dimana? Kamu gimana sih Ma? Itu sepeda abang satu-satunya, itu sepeda kesayangan abang dari nenek Ma” desah Bima penuh kekecewaan
“maafkan aku bang, aku gak tau gimana bisa hilang, sepeda itu aku parkir dihalaman rumah Rio tapi……”
“tapi apa?” Sahut Bima lagi
“tapi aku lupa menguncinya bang, maafkan aku bang” mohon Tama kepada abangnya yang sedikit emosi
dengan wajah yag sangat bersalah, Tama tak bisa membendung air mata lagi, Tama menangis bukan karena ia cengeng tetapi karna ia sangat merasa bersalah telah menghilangkan sepeda kesayangan abangnya itu. Tapi akhirnya Bima mengikhlaskannya.
“yasudahlah dek, mungkin sepeda itu bukan rezeki abang lagi, biarlah sepeda itu hilang, ikhlaskan aja yaa” ujar Bima kepada adiknya untuk menenangkan rasa bersalahnya Tama.
Kini kemana-mana Bima tidak menggunakan apa-apa untuk berpergian, apalagi sekolah. Sekolah Bima yang cukup lumayan jauh tapi dengan semangat yang gigih Bima berjalan kaki untuk berangkat kesekolah, tidak sedikit yang melihat hal itu kadang-kadang teman Bima mengantarnya pulang kerumah, tidak jarang pula guru yang biasa melintas dan melihat Bima berjalan kaki sendiri untuk menumpanginya dimotor mereka yang bagus-bagus.
Suatu hari disekolah Bima mengadakan pentas seni yang hampir tiap tahunnya diadakan untuk menunjukkan bakat-bakat dari peserta didik SMA Mulia, dengan semangatnya Bima mengikuti salah satu lomba nyanyi solo dan kebetulan selain Bima mahir memetik gitar, Bima juga memiliki suara yang sangat bagus, selain itu Bima mengikuti lomba parodi yang diperankannya sebagai pemeran utama segala usaha dan kemampuannya disiapkannya dengan sangat matang untuk diperlombaan pentas seni sekolahnya jadi wajar saja jika dia memenangkan perlombaan dengan meraih juara satu untuk lomba nyanyi solo dan juara 3 untuk parodi kelasnya.
Bima sangat senang dengan kemenangannya itu, bernyanyi, bermain musik terutama gitar adalah hobi yang tak pernah lepas dari kesehariannya.
Saat kembali menjaga warnet, Bima bertemu kembali dengan gadis manis yang waktu itu dia tolong.
“neng, main lagi neng?” sapa Bima kepada gadis manis dengan paras cantik, putih, dan tingginya kira-kira sebahu Bima.
“iya.” jawabnya gadis itu dengan singkat tanpa menoleh kewajah Bima.
Kebetulan komputer yang dipakai gadis itu berada didepan Bima, jadi bisa melihat apa yang gadis manis itu lakukan, ternyata gadis itu membuka jejaring sosial facebooknya, gadis manis itu bernama Mona Febiola. Diam-diam Bima mengagumi Mona tetapi lelaki serba kekurangan membuat Bima kecil hati dan merasa minder, dibalik semua itu Mona telah memiliki kekasih yang sedari dulu ia cintai namanya Angga Arialfy.
Mona juga tidak sedikit pun memiliki perasaan yang sama kepada penjaga warnet kecil itu, Mona hanya memandangnya sebelah mata dan tidak mau mengenal Bima lebih dekat hanya karena Bima seorang lelaki yang tidak keren dan sekaya pacarnya Angga.
Suata hari Bima melihat Mona datang ke warnetnya bersama Angga, hati Bima serasa hancur berkeping-keping, Bima merasa berada dimimpi buruk yang membebaninya, sikap dingin Mona kepadanya adalah pedang yang terus menghujam dadanya. Bima hanya diam terpaku dikursi kasir tempat dia menjaga warnet, dan mencoba mengalihkan pandangan kedepan monitor server Bima mengotak atik dan browsing internet, tiba-tiba dia melihat sebuah iklan yang memberitahukan tentang adanya casting mencari bintang untuk sebuah film lokal didaerah tempat tinggalnya. Bima sangat tertarik karna dia sangat senang berakting apalagi bernyanyi, Bima pun mengikuti formulir dan akhirnya Bima terpilih menjadi pemeran utama disebuah film drama romantis, Bima sosok lelaki yang sangat menyayangi wanita apalagi dengan adik perempuannya Sasa, Bima juga orangnya sangat romantis dan lembut akan kasih sayang kepada wanita terutama ibunya dulu.
Salah satu produser menonton film yang dimainkan oleh Bima dan produser dari Jakarta itu mengundang Bima untuk bermain difilm yang ia produseri, kali ini bukan hanya film lokal yang ditayangkan hanya dibioskop kecil daerah tempat tinggal Bima, kini film yang Bima bintangi adalah film bioskop Indonesia yang ditayangkan diseluruh Indonesia, tetapi kali ini Bima tidak mendapatkan pemeran utama tapi dengan jok yang lumayan besar ini Bima mulai menata kehidupannya yang sudah lumayan tercukupi.
“Ma, ini abang belikan kamu sepeda baru, suka gak?” dengan membuka penutup kain sepeda Bima member kejutan untuk adiknya Tama.
“hah? Benar ini bang buat aku, makasih banyak ya bang, kali ini aku akan menjaga dan merawat sepeda ini dengan baik, aku janji bang”. Dengan wajah yang sangat gembira
“iya, janji ya Ma, ini abang punya rejeki hasil kerja diJakarta”. Jelas Bima kembali.
Kini setelah Bima tamat SMA, karir Bima didunia artis semakin meningkat seperti ulat yang sedang naik daun semakin tinggi dan terus cemerlang, dari tawaran bermain film, sinetron dan sekarang Bima sedang membuat album pertamanya, dengan suaranya yang merdu bak alunan syahdu menari diufuk barat. Bima sekarang telah menjadi artis papan atas dan banyak penggemar-penggemarnya yang mengidolakan dirinya dari yang anak-anak, remaja, dan dewasa bahkan nenek dan kakek juga tidak sedikit yang mengagumi suara dan kepiawaian Bima berlaga dilayar kaca tetapi tidak sedikitpun rasa sombong berada didalam dirinya, Bima selalu melayani satu per satu permintaan foto bareng, tanda tangan, salaman dan dia tidak sungkan-sungkan bercanda dan bersilaturahmi kepada setiap orang - orang yang berada disekelilingnya.
Tidak hanya bermain didunia keartisannya, Bima juga membuka banyak cabang-cabang warnet, restaurant dari kerja kerasnya didunia artis dan tidak lupa membangun rumah untuk nenek dan bibinya dan juga rumah untuknya. Kini Bima tidak lagi seperti dulu, dulu yang kere, tidak keren, tidak kaya, seperti kekasih Mona, wanita idamannya dahulu.
Dengan terkenalnya Bima sekarang, Mona kaget dengan hal ini, sewaku Bima berlibur dan kembali ketempat tinggalnya dahulu Bima bertemu Mona kembali.
“hay Bima, kamu masih kenal gak sama aku?” sapa Mona dengan wajah yang sedikit malu-malu.
“oh si eneng ya? Mona kan?” jawab Bima, “iya saya, eh kok tau nama aku Bim?” Tanya Mona keheranan
“oh itu eh waktu itu aku liat kamu facebookan, terus aku liat namanya Mona hehe” jelas Bima dengan tersipu-sipu malu.
Mereka pun melanjutkan membicaraan disebuah café milik Bima.
“oh iya mana pacarnya kok gak dibawa?” Tanya Bima penasaran
“oh dia, aku udah gak sama dia lagi Bim”. Dengan wajahnya yang terlihat sedih lalu mereka pun saling mengenal lebih dalam lagi. Hubungan mereka semakin dekat, Bima tidak menyangka bisa bertemu dengan wanita idaman hatinya sedari dulu.
Ntah karna apa Mona sekarang selalu ingin mendekati Bima, apakah karna Bima sekarang sudah kaya dan terkenal, hubungan mereka berdua selalu diperbincangkan dimedia, tak jarang terkadang menjadi gossip yang kurang pas diantara mereka.
Bima selalu berpikir semua ini dia menjadi seperti ini hanya gara-gara casting, Bima mempunyai impian ingin membuat sanggar drama untuk anak-anak yang berbakat dibidang itu dan juga membuat studio rekaman.
Ditempat tinggalnya, nenek sedang sakit-sakitan. Bibi Bima selalu mengasi kabar kepada Bima untuk menjenguk nenek yang sedang sakit keras
“nek, gimana keadaan nenek sekarang?” jenguk Bima dikediamannya yang kini sudah sangat mewah hasil renovasinya dulu.
“nenek baik-baik aja Bim, kamu jaga ya adik-adikmu, nenek disini ada bibimu kok yang menjaga nenek” pesan nenek kepada cucunya.
Tiba – tiba sang neneknya menghembuskan nafas terakhirnya dipelukan Bima, betapa sedihnya Bima, Tama, dan Sasa.
Suata hari salah satu media infotainment mengabarkan bahwa ada seorang Ibu yang mengaku bahwa Bima adalah anaknya, mendengar itu Bima kaget ternyata kabar berita itu benar, Bima yang ditinggal kedua orang tuanya yang sudah bercerai kini Bima telah bertemu kembali kepada Ibu kandungnya, Bima cukup senang, tetapi Bima juga kecewa lantas apa kedua orang tuanya tidak mengurusi anak-anaknya sewaktu kecil, kini saat Bima sudah menjadi seorang artis baru mengakui bahwa Bima anak kandungnya.
“Bima, ibu minta maaf selama ini meninggalkan kalian bertiga, ibu berkerja diMalaysia nak, menjadi TKW dinegri orang, karna ibu tidak bisa menghidupkan kalian bertiga seorang diri, maafkan ibu nak.” Sang ibu memeluk Bima dengan erat, Bima sangat terharu mendengar itu dia sangat merindukan pelukan seorang ibu.
“sekarag ayah dimana bu? Aku ingin bertemu ayah, aku kangen sama ayah bu.” Lirih Bima sambil memeluk ibunya yang sedang menangis.
“ibu sudah bercerai sama ayahmu, sekarang dia sudah menikah sama wanita lain Bim, biarlah saja. Kalau kamu ingin bertemu dengannya, kamu bisa datang kedaerah Garut nak.
Bima pun mengajak adik – adiknya liburan serta mengunjungi ayahnya, tak lupa Bima membawa Mona yang sekarang telah menjadi kekasih hatinya, Bima ingin meminta restu atas hubungannya berdua, karna Bima dan Mona berencana akan melanjuti hubungannya kejenjang pernikahan.
Akhirnya Bima bertemu dengan ayah tercinta yang sekarang telah mempunyai anak dengan istri keduanya. Ayah nya sangat senang dan sangat menyesal telah meninggalkan ketiga anaknya tersebut.
Sekarang kehidupan Bima telah kembali menjadi serba ada, hidupnya tidak lagi susah, walau sekarang neneknya sudah tiada, kini ibu, bibi, dan adik – adiknya tinggal bersama, Bima juga telah mendapatkan pujaan hatinya yang kini telah menjadi istrinya Mona Febiola.
Mereka pun hidup bahagia seperti artis – artis yang kita lihat dilayar kaca.
Karya : Anggy Ariesty
Sekian
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Labels
- Trik Mempercantik Blog (4)
- Ramalan (2)
- Teknik Komputer Jaringan (2)
- Cerpen (1)
Pengunjung
Diberdayakan oleh Blogger.
Entri Populer
-
Preface First at all, give thanks for God’s love and grace for us. Thanks to God for helping me and give me chance to finish this as...
-
Arti Tanggal Jadian Kita Untuk mengasah jiwa peramal kita, ada satu cara lagi melihat seperti apa nasib percintaan kita. Yuk, ramal...
-
BAB I PENDAHULUAN A . Latar Belakang Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi proses-...
Followers
About Me
- Unknown
0 komentar:
Posting Komentar